2016年1月8日星期五

5 Momen Tak Terlupakan Zinedine Zidane Kontra Barcelona


Ditunjuknya Zinedine Zidane sebagai pelatih baru Real Madrid bakal menambah seru perseteruan dengan Barcelona. Seperti diketahui, Zidane memiliki sejumlah momen tak terlupakan melawan Barcelona ketika masih aktif sebagai gelandang Los Blancos.

Zidane ditunjuk menjadi pelatih baru Real Madrid per 5 Januari 2016. Pria asal Prancis itu menggantikan posisi Rafael Benitez yang dipecat karena dianggap gagal mendongkrak performa Madrid pada musim ini.

El Real kini berada di peringkat tiga klasemen sementara La Liga dengan nilai 37 hasil dari 11 kemenangan, empat imbang, dan menelan tiga kekalahan. Teranyar, mereka harus puas bermain imbang 2-2 kontra Valencia di Estadio Mestalla, Senin (4/1/2016) dini hari WIB.

Kehadiran Zidane di Madrid membuat persaingan dengan Barcelona semakin sengit. Sebab, Zidane memiliki sejumlah momen sengit saat bersua Los Cules.

Berikut ini 5 momen tak terlupakan Zinedine Zidane melawan Barcelona:

1. Kemenangan pertama Zinedine Zidane melawan Barcelona


Zinedine Zidane bergabung dengan Real Madrid pada 2001 dari Juventus. Ketika itu, Zidane mencatatkan diri sebagai pemain termahal di dunia dengan biaya transfer yang mencapai 75 juta euro.

Laga pertama Zidane melawan Barcelona terjadi di ajang La Liga pada 4 November 2001. Ketika itu Madrid berhasil meraih kemenangan 2-0 berkat sundulan Fernando Morientes pada menit ke-24 dan sepakan Luis Figo pada menit ke-89.

2. Gol perdana Zinedine Zidane ke gawang Barcelona

Zinedine Zidane berhasil mencetak gol perdananya ke gawang Barcelona pada pekan ke-30 La Liga musim 2001-2002. Ketika itu, laga berlangsung di markas El Barca, Camp Nou.

Pria yang akrab disapa Zizou tersebut membuka keunggulan Madrid pada menit ke-39. Namun, Los Blancos harus puas pulang dengan meraih satu poin usai Xavi Hernandez mencetak gol penyama pada menit ke-59.

Selama berseragam Real Madrid rentang 2001 hingga 2006, Zidane tercatat hanya tiga kali membobol gawang Barcelona. Gol kedua Zidane ke gawang klub asal Catalan terjadi pada pekan ke-31 La Liga musim 2004-2005. Saat itu Zidane menyumbang satu gol dalam kemenangan 4-2 Madrid atas Barcelona.

Golnya yang ketiga ke gawang Barcelona adalah pada leg pertama semifinal Liga Champions musim 2001-2002. Zidane mencetak gol pada menit ke-55 sekaligus membawa El Real menang 2-0.

3. Zinedine Zidane berseteru dengan Luis Enrique

Insiden perseteruan Zinedine Zidane dan Luis Enrique terjadi pada laga El Clasico musim 2002-2003. Ketika itu, Zidane melanggar Carles Puyol yang masih berusia muda.

Enrique yang menggunakan ban kapten Barcelona tak terima dan menghampiri Zidane. Namun, Zidane meresponnya dengan mendorong dan mencakar muka Enrique.

Keributan pun tak terhindarkan. Meski akhirnya bisa dicegah oleh pemain kedua klub yang masih bisa menahan emosi. Laga akhirnya diakhiri dengan skor imbang 1-1. Gol Madrid dicetak Ronaldo pada menit ke-16, sedangkan Enrique menjadi penyelamat klubnya usai mencetak gol penyama pada menit ke-31.

4. Kekalahan terbesar Zinedine Zidane dari Barcelona

Kekalahan terbesar yang pernah dialami Zinedine Zidane melawan Barcelona terjadi pada 19 November 2005. Ketika itu, Madrid dipaksa menyerah 0-3 pada laga bertajuk El Clasico yang terjadi pada pekan ke-13.

Bermain di hadapan pendukung sendiri di Santiago Bernabeu, gawang Madrid sudah bobol pada menit ke-15 melalui aksi Samuel Eto'o. Derita Madrid kemudian berlanjut setelah El Barca mencetak dua gol tambahan melalui Ronaldinho pada menit ke-59 dan 75.

5. Zinedine Zidane meraih hasil imbang pada laga terakhir melawan Barcelona

Laga terakhir Zinedine Zidane melawan Barcelona terjadi pada pekan ke-31 La Liga 2005-2006. Madrid gagal membawa pulang poin sempurna dalam laga yang berlangsung di Camp Nou tersebut.

Real Madrid sempat tertinggal melalui gol Ronaldinho dari titik putih pada menit ke-31. Beruntung, Ronaldo bisa mencetak gol penyama pada menit ke-36 dan memaksa laga berakhir imbang 1-1.

Pada 7 Mei 2006, menjadi laga terakhir Zidane bersama Real Madrid. Ketika itu, Los Blancos kalah dengan skor 3-4 dari Sevilla. Zinedine Zidane juga gagal mempersembahkan gelar di musim terakhirnya karena Madrid finis di posisi kedua dengan koleksi 70 poin atau selisih 12 angka dari Barcelona yang meraih predikat juara La Liga.

Sumber:  http://www.90bola.co/berita/5-Momen-Tak-Terlupakan-Zinedine-Zidane-Kontra-Barcelona-96961.html

2 Alasan Utama Evan Dimas Tekad Bulat Berangkat ke Spanyol


Bintang muda sepak bola Indonesia Evan Dimas Darmono memang semula terkesan ragu-ragu untuk menerima tawaran menjalani program spesial dari Nine Sports-La Liga di Espanyol B. Namun setelah mendapatkan penjelasan detail dari CEO Nine Sport, Arif Putra Wicaksono, eks kapten Timnas U-19 itu merasa mantap.

Evan menyatakan, hatinya sudah bulat untuk memilih berangkat ke Spanyol. Ada dua alasan utama yang mendorong sang gelandang serang akhirnya percaya diri merantau ke Negeri Matador.

Selain karena mengetahui hak dan kewajibannya selama menjalani program tersebut, Evan mendapat dukungan mayoritas orang-orang terdekatnya.

Benar saja, mulai orang tua, pacar, klub, hingga rekan-rekannya sesama pemain mendorong Evan agar mengambil kesempatan langka yang didapatnya. “Saya sudah berkonsultasi dengan semua orang, jawabannya sama, berharap saya berangkat ke Spanyol,” ujar Evan ke bola.com pada Kamis (7/1/2016).

Sebelumnya, Evan sempat pusing memikirkan kesehariannya selama di Spanyol. Maklum, Evan akan menjalani program tersebut sendirian dalam kurun waktu lebih kurang empat bulan. Sementara ia tak bisa berbahasa Portugal maupun bahasa Inggris. Evan juga tak mengenal siapa pun di sana. Ia khawatir bakal mengalami kesulitan karena kendala bahasa tersebut.

Wajar jika gelandang Surabaya United itu cemas. Pasalnya, saat trial di UE Llagostera, Evan merasa sendirian. Tidak memiliki teman yang bisa menjadi pemandu atau sekadar menemaninya ke mana ia pergi.

Namun, kekhawatiran Evan bisa ditepiskan karena Arif menjelaskan, bahwa La Liga bakal bertanggung jawab penuh terhadap kehidupannya selama di sana. Hingga kini Evan memang belum tahu apakah ia akan didampingi oleh pihak La Liga, atau hanya di saat-saat tertentu. Misalnya saat menjalani program spesial di Espanyol B.

“Sekarang saya terus meyakinkan diri, bahwa saya bisa menjalani semuanya sendiri selama di sana. Saya menganggapnya sebagai tantangan yang musti saya lewati,” kata pemain kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 yang saat ini tengah berada di Aceh.

Evan Dimas pun percaya Nine Sports maupun La Liga tak akan membiarkannya mengalami kesulitan selama di Negeri Matador. Sebab, kali ini berbeda dengan sekadar trial yang pernah ia jalani di Klub Divisi II Spanyol, Llagostera.

Sumber:  http://www.90bola.co/berita/2-Alasan-Utama-Evan-Dimas-Tekad-Bulat-Berangkat-ke-Spanyol-96981.html